Monday, April 18, 2016

Bunda Sayang

BUNDAKU SAYANG
Oleh Nadilla Syahkina

Bunda.......
Engkau s'lalu ada untuku...
Menemaniku dalam suka dan duka..
Menemani hari-hari ceriaku...

Bunda......
Engkau s'lalu membimbingku..
Mengajariku untuk berahlak mulia..
Dalam keseharianku....

Bunda ....
Engkau bagai malaikat bagiku...
Engkau juga sahabat bagiku...
Ketulusan yang ada dalam dirimu....
Membuat aku bangga pada dirimu

Bunda...
Aku s'lalu menyayangimu
Jasamu takakan pernah bisa terbalas oleh ku...
Namun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaan mu....

Tuesday, April 12, 2016

Arti kata sebuah komunitas "COMATE"

Arti Comate buat CJR
Arti Comate buat CJR
girls.kidnesia.com  – Fans bukan sekadar pendukung atau penggemar saja. Fans tentu bisa jadi orang yang sangat dekat dengan keseharian kita. Sama seperti CJR yang senang bila bisa berkumpul dengan Comate. Hmm... kira-kira, apa ya arti Comate buat CJR?  Simak artikel berikut ini, yuk.
1. Sahabat
Dalam buku CJR Diary with Comate  yang baru saja dirilis, ada sebuah kutipan menarik, girls. Menurut Iqbaal, Aldi, dan Kiki, Comate itu adalah teman, sekaligus sahabat buat mereka. Tidak heran kalau ketiga personil CJR ramah dengan para fans, ya.
2. Keluarga
Kiki pernah bilang, “Semua yang jadi bagian CJR adalah keluarga buat abang.” Makanya, kalau ada Comate yang mendatangi rumah ketiga personil, keluarga mereka pun menerimanya. Begitu juga kalau ada fans yang minta foto atau tanda tangan bareng, selama CJR tidak sibuk, mereka pasti akan meladeni dengan senang hati, girls.
3. Bagian terpenting CJR
Arti Comate buat CJR  selanjutnya adalah bagian terpenting dalam karier. Menurut mereka, hanya Comate yang mengenal CJR lebih dari siapapun. Rupanya, para fans sangat menghargai dan mendukung karya-karya yang dihasilkan, dengan beragam cara. Makanya, Kiki, Iqbaal, dan Aldi jadi khawatir kalau para Comate jadi jengkel jika sikap para personil berubah ke mereka.
Nah, itu dia arti Comate buat CJR. Iqbaal, Aldi, dan Kiki pun berharap kalau Comate di berbagai daerah bisa semakin solid.
(Baca juga: Arti Sahabat Bagi CJR )
Teks: Sintia/GIRLS Foto: Nendra/GIRLS

amalan yang dilakukan saat wanita haid


Amalan Wanita ketika Haid
Banyak sekali amalan wanita ketika haid, selain hal-hal yang dilarang atau diharamkan bagi wanita yang sedang haid maka insya Allah amalan tersebut adalah amal shalih yang mendatangkan pahala dari Allah, tentu jika amalan itu
disertai dengan niat yang ikhlas dan ittiba’ (sesuai dengan petunjuk Rasulullah).
Hal-hal yang dilarang dilakukan oleh wanita haid, dan wanita nifas:
1. Shalat dan Puasa “Bukankah jika wanita itu haid, maka ia tidak shalat, dan tidak puasa?” [ Riwayat Bukhari]
2. Memasuki mesjid (terdapat ikhtilaf dikalangan ulama) “Aku tidak menghalalkan mesjid untuk wanita haid, dan orang-orang dalam keadaan junub”[ Riwayat Abu Daud]
3. Perceraian , wanita haid tidak boleh dicerai, namun harus menunggu hingga ia
suci
4. Berhubungan suami istri “ oleh sebab itu, hendaklah kalian menjauhkan diri dari
wanita di waktu haid, dan janganlah kalian mendekati mereka sebelum mereka suci
“(Al-Baqoroh: 222)
5. Thawaf, “Lakukanlah apa yang dilakukan jama'ah haji, hanya saja jangan melakukan
tawaf di Ka'bah sebelum kamu suci". [Riwayat Muslim]
Diantara hal-hal yang diperbolehkan bagi wanita haid:
Dzikir kepada Allah Ta’ala, sebab tidak ada larangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ihram, wukuf di Arafah.
Makan dan minum bersama wanita haid”
Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang makan bersama wanita haid, kemudian beliau bersabda: ”makanlah bersamanya”. [Diriwayatkan Ahmad, At-Tirmidzi, hadits Hasan]
Berhubungan suami istri selain pada farjinya, “kerjakanlah apa saja oleh kalian kecuali nikah (hubungan suami istri) “
Tentunya masih banyak lagi amalan yang dapat dilakukan oleh wanita haid selain yang disebutkan di atas, seperti dzikir pagi-petang, amar ma’ruf nahyi munkar, dll.
1. Berdzikir
Berdzikir boleh dilakukan wanita haid. Hal ini lebih baik daripada sekadar membiarkan lisan dan hati kita lalai dari mengingat Allah. Atau membiarkan lisan dan hati kita untuk hal-hal maksiat seperti bergunjing dan membicarakan serta memikirkan hal yang sia-sia.
Dzikir selain bisa mengingatkan kita pada Allah, menenteramkan hati juga mendatangkan pahala.
2. Ihram
“Menjadi kewajiban bagi manusia terhadap Allah, mengerjakan haji di Baitullah, yakni bagi orang-orang yang mampu mengunjunginya.” (Ali Imran: 97) Namun terkadang wanita terhalang haid, sehingga ada beberapa hal yang tak boleh dikerjakan seperti melakukan thawaf dan dua rakaat shalat thawaf.
Selain itu semua manasik haji boleh dikerjakan oleh wanita haid dan nifas. Jadi wanita yang dalam keadaan haid dan nifas boleh melakukan ihram. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits Aisyah yang meriwayatkan kasus Asma’ binti Umais.
Asma' melahirkan di Syajarah. Lalu Rasulullah menyuruhnya mandi dan sesudah itu langsung ihram.
3. Melayani suami
Selama menjalani fitrahnya mengalami haid, bukan berarti wanita absen dari
membahagiakan suami. Seorang istri tetap harus siap melayani suaminya, khususnya kebutuhan biologisnya. Meski diharamkan melakukan persetubuhan (senggama), suami
dibolehkan bersenang-senang dengan istri pada bagian pusar ke atas atau selain kemaluan.
Haram menolak ajakan suami, kecuali ada hal-hal yang mengakibatkan risiko jika berhubungan badan. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,
“Jika suami mengajak istrinya ke ranjangnya (untuk berjima’) kalau
istri tidak mau melayaninya sehingga ia marah kepadanya, maka malaikat melaknatnya hingga subuh.” (Riwayat Bukhari Muslim)
Bukankah taat pada suami selama tidak bermaksiat pada Allah serta mengakui hak suami atasnya memiliki pahala yang besar laksana pahala jihad?
Tak hanya itu, wanita shalihah selalu menyenangkan bagi suaminya. Seperti sabda Nabi:
Tidakkah mau aku kabarkan kepada kalian tentang sesuatu yang paling baik dijadikan bekal seseorang? Wanita yang baik (shalihah), jika dilihat suami ia menyenangkan, jika diperintah suami ia mentaatinya, dan jika (suami) meninggalkannya ia menjaga dirinya dan harta suaminya.” (Riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i)
4. Menghadiri majelis ilmu
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, kegiatan lain yang bisa dilakukan adalah menghadiri majelis ilmu atau ta’lim selama majelis tersebut tidak berlangsung di masjid. Hal ini disebabkan larangan bagi wanita haid untuk masuk ke masjid.
Selama majelis tersebut bebas dari tabarruj dan ikhtilat serta bermanfaat, alangkah baiknya mengisi waktu dengan hal-hal bermanfaat.
Kegiatan ini juga menghindarkan kita dari angan-angan kosong atau sekadar melamun tanpa guna atau membiarkan waktu terlewat tanpa guna.
Sumber :menata akhlaq menuju ridha dan cintanya